Perhitungan kimia meliputi
perhitungan komposisi zat serta massa atau volum pereaksi dan hasil reaksi
berdasarkan pengetahuan tentang banyaknya salah satu pereaksi atau hasil
reaksi. Asas-asas stoikiometri yang telah diuraikan di muka diperlukan secara
terpisah atau secara bersama-sama dalam melakukan perhitungan kimia.
I.
Penentuan Rumus Empiris dan Rumus Molekul
Rumus empiris senyawa dapat ditentukan berdasarkan
data tentang persentase massa unsur-unsur yang membentuk senyawa itu. Oleh
karena kita mengetahui massa molar masing-masing unsur, maka dari perbandingan
massa unsur-unsur senyawa kita dapat menarik kesimpulan tentang perbandingan
mol mencerminkan pula perbandingan jumlah atom. Dengan demikian, kita dapat
menghitung perbandingan jumlah atorm unsur-unsur dalam senyawa berdasarkan data
perbandingan massa unsur-unsur dalam senyawa.
Rumusan Empiris
|
Massa Molar
|
C3H2CI
|
147,0 g/mol
|
C2HCl
|
181,5 g/mol
|
NaS2O3
|
270,0 g/mol
|
II.
Perhitungan Massa Pereaksi dan Hasil Reaksi
Dengan menggunakan pengertian mol, massa molar, dan
persamaan reaksi setara, dapat dihitung massa pereaksi dan hasil reaksi.
Sebagai contoh, kita akan menghitung massa gas oksigen yang bereaksi dan massa
gas karbon dioksida yang dihasilkan bila mana 100 g etanol dibakar sempurna.
Persamaan rekasi pembakaran etanol adalah sebagai berikut:
Persamaan reaksi ini menunjukkan bahwa 1 molekul
dengan 3 molekul oksigen membentuk 2
molekul CO2 dan 3
molekul H2O. Oleh karena sejumlah mol zat mengandung
jumlah molekul yang sama pula, maka perbandingan jumlah molekul sama dengan
perbandingan jumlah mol. Dengan demikian, dapat kita tafsirkan dari persamaan
reaksi pembakaran etanol bahwa 1 mol etanol bereaksi denan 3 mol oksigen
menghasilkan 2 mol karbon dioksida dan 3 mol uap air.
III.
Perhitungan Volume Pereaksi dan hasil Reaksi Berwujud Gas
Apabila pereaksi atau hasil reaksi berwujud gas,
seringkali kita perlu menghitung volume zat itu. Untuk Tujuan itu dapat
digunakan persamaan umum gas, PV= nRT. Oleh karena volume gas beruntung pada
tekanan dan temperature di samping jumlah mol, maka data tekanan dan temperatur
disamping jumlah mol, maka data tekanan dan temperature gas harus diketahui
untuk menghitung volum pereaksi atau hasil reaksi yang berwujud gas.
IV.
Pereaksi Pembatas
Bila zat yang direaksikan banyaknya sembarang, sangat
mungkin satu pereaksi lebih dahulu habis, sedangkan pereaksi yang lain tersisa.
Sebagai contoh, jika 5 mol gas H2 dan 1 mol gas O2
direaksikan sesuai dengan persamaan reaksi :
Hanya 2 mol gas H2 diperlukan untuk bereaksi
dengan 1 mol O2. Setelah gas O2 habis, reaksi tidak
berlangsung lagi, sehingga tersisa 3 mol gas H2. Dengan demikian,
hasil reaksi dibatasi oleh pereaksi yang lebih awal habis. Pereaksi yang habis
lebih dahulu dinamakan pereaksi pembatas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar